Langsung ke konten utama

BAHASA ARAB BAHASA MULIA

Artikel ini telah dimuat pada harian Kalimantan Pos pada hari ini 19 November 2018.

Jazaakumullah khairan katsir untuk guru2 saya Cikgu Apu Indragiry dan Ust Wahyudi Ibnu Yusuf.
Juga teman2 yang sudah mensuport, wa bil khusus Mahrita Ummu AisyUmar, Bett
y Jn dan Laila Thamrin ♥

BAHASA ARAB BAHASA MULIA

Oleh : Ersa Rachmawati

Allah SWT menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa juga beragamnya bahasa.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasai sesama manusia. Tak terhitung berapa banyaknya bahasa di dunia ini. Ada bahasa-bahasa tertentu yang dianggap sebagai bahasa internasional untuk memudahkan komunikasi secara global seperti bahasa Inggris, Cina dan Arab.

Bagi ummat Islam bahasa yang paling mulia adalah bahasa Arab sekalipun ummat Islam berada diberbagai penjuru dunia dan memiliki bahasa ibu masing-masing. Mengapa demikian? Karena bahasa Arab adalah bahasa alquran juga hadis

Apa saja yang dinisbatkan pada alquran maka dia akan menjadi mulia terangkat derajatnya. Seperti bulan Ramadhan menjadi mulia karena dibulan itu lah alquran diturunkan. Kota Mekkah dan Madinah pun menjadi mulia karena disanalah alquran diturunkan. Bahkan sebaik-baik manusia adalah yang  mempelajari alquran dan mengajarkannya.
Maka bahasa Arabpun menjadi mulia karena menjadi bahasa alquran.

Allah SWT berfirman :
" Sesungguhnya kami menurunkannya berupa alquran dengan berbahasa Arab, agar kalian memahaminya " (TQS. Yusuf : 2).

Imam Ibnu Katsir  menafsirkan, "karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas dan paling tepat untuk dapat menyampaikan  makna yang ada di dalam jiwa".

Masyarakat Arab jahiliyah ketika itu memiliki cita rasa sastra yang tinggi, meskipun kehidupan mereka jahiliyah namun mereka sangat menjunjung keindahan bahasa,  mereka gemar membuat syair-syair yang indah. Bahkan kemuliaan mereka kadang ditentukan oleh keahlian mereka membuat syair-syair.

Alquran pun turun dihadapan mereka dengan keindahan syair yang menawan yang tak dapat mereka pungkiri keindahannya, kebenarannya pun tak dapat mereka elakkan, hanya kesombongan lah yang membuat sebagian mereka tak ingin meraih iman. Keindahan sastra dalam alquranpun semakin menambah keindahan khasanah sastra Arab.

Kita sebagai ummat Islam tentu harus berbangga dan mencintai bahasa Arab sebagai bahasa yang terpilih untuk alquran.
Bahasa Arab juga adalah bahasa pemersatu bagi ummat Islam diseluruh dunia. Betapa tidak, alquran kita sama, shalat kita sama, adzan kita sama, semua menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa Arab.

Kewajiban Mempelajarinya.
Karena ketinggian kedudukannya itulah sudah sepantasnya kita menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang paling penting diantara semua bahasa yang ada di dunia ini. Dan memprioritaskan mempelajarinya dibanding bahasa-bahasa yang lain. Tentu tidak mengapa kita mempelajari bahasa Inggris, Cina dsb sepanjang tidak melalaikan mempelajari bahasa Arab.

Sebagai bahasa alquran dan hadis melalaikan dari mempelajarinya adalah kemaksiatan disisi Allah. Sebagaimana pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (w.728 H/1328 M).
Beliau menyatakan :
"Bahasa arab adalah bagian dari agama, hukum mempelajarinya fardhu yang wajib, karena memahami alquran dan As-sunnah hukumnya fardhu. Sementara alquran dan As-sunnah tidak mungkin dipahami kecuali dengan memahami bahasa arab. Sebagaimana kaidah : "tidak sempurna suatu kewajiban, kecuali dengan suatu hal, maka hal tersebut hukumnya juga wajib".

Demikianlah sudah semestinya kita mempelajari bahasa arab, menghidupkan majlis-majlisnya, bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menggapainya seberapapun hasil yang kita dapatkan. Sebagaimana Imam Syafi' pernah menyatakan : "Maka setiap muslim harus mempelajari bahasa arab ini, apapun yang ia mampu peroleh dengan usaha kerasnya"

Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FI'IL MUDHARI MU'TAL AKHIR

Rasulullah saw. bersabda : قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ "Ikatlah ilmu dengan tulisan " (silsilah Ash-Shahihah no 2026) Kali ini saya ingin menulis sedikit cuplikan kajian ke-2 dan 3 kitab Amtsilatul Jumal bersama Ust Wahyudi Ibnu Yusuf di Ma'had Darul Ma'arif  yang antara lain membahas Fi'il Mudhari Mu'tal Akhir. Bagi pecinta nahwu pembahasan ini tentu sudah familier. Fi'il menurut bentuknya terbagi menjadi shahih dan mu'tal. Fi'il mudhari" mu'tal akhir adalah fi'il mudhari yang huruf akhirnya huruf illat yakni alif, wawu atau ya' Bagaimana i'rab fi'il mudhari mu'tal akhir ? Marfu. Pada posisi marfu, semua fi'il mudhari mu'tal akhir di i'rab Dhammah Muqaddarah atas huruf illat, sehingga penampakannya tidak mengalami perubahan Manshub Pada posisi mansub, jika berakhiran alif, di i'rab dengan fathah muqaddarah. contoh : لَنْ يَرْضَى (dia laki-laki tidak akan ridha) Jika b...

MAJRUR DENGAN IDHOFAH

Serial kajian Arabic *المجرور بالإضافة Saya suka menulis dan saya suka ikut kajian bahasa Arab, jadi saya tulis saja hasil kajian saya sebagai resume agar selalu ingat sekaligus berbagi dengan siapa saja yang ingin membacanya. Kali ini saya ingin menulis tentang Idhofah,  tema yang ikut terbahas pada kajian ke-4 kitab Amtsilatul Jumal program Qira'atul Kutub bersama Ust Wahyudi Ibnu Yusuf di Ma'had Darul Ma'arif Banjarmasin. Idhofah artinya menyandarkan atau menisbatkan sesuatu kepada sesuatu, yakni isim kepada isim. isim pertama disebut مُُضَافٌ dan isim kedua disebut مُضَافُ إلَيْهِ Susunan Mudhaf-Mudhaf ilaih (MMI) ini bisa bertingkat-tingkat dan menjadi menarik jika berada pada rangkaian kalimat yang panjang, dan kita harus dapat menemukan kapan harus 'berhenti'. Frase MMI menempati posisi tersendiri dalam suatu kalimat sehingga kita mengenal i'rab kalimah dan i'rab jumlah. Semakin sering kita meng-i'rab maka semakin mudah pandangan k...